Semua orang ingin anak yang sukses dan bahagia.
Menanamkan disiplin pada anak adalah langkah penting untuk mencapai tujuan itu.
Namun, menanamkan disiplin tidak sama dengan menghukum anak. Untuk menanamkan
disiplin pada anak, Anda perlu mengasuh, membuat harapan dan ekspektasi, serta
mengembangkan rasa tanggung jawab pribadi anak. Kunci menanamkan disiplin pada
anak adalah mengajarkannya untuk mengesampingkan berbagai keinginan demi
memenuhi kewajiban mereka.
TIGA CARA MENANAMKAN DISIPLIN ANAK USIA DINI :
1. TETAPLAH TENANG
Tetaplah tenang. Ketika menghadapi seorang anak yang melakukan
kesalahan, Anda perlu bersikap dan bernada tenang.[1] Daripada berteriak "Turun
sekarang dari meja!" dengan suara kencang dan nada marah, katakanlah
dengan tenang: "Tolong turun dari meja, kamu nanti jatuh. Papa tidak ingin
kamu jatuh."
·
Kalau anak itu
bersikap tidak sopan terhadap Anda, gunakanlah strategi yang sama. Secara
tenang, minta mereka berhenti. Kemudian, jelaskan mengapa Anda tidak senang
dengan perilakunya yang tidak sopan. Misalnya: "Berhentilah mengatakan
kata kasar, itu tidak sopan. Kamu lebih menyenangkan kalau sopan." Beri
tahu mereka bahwa ini adalah peringatan satu-satunya. Biasanya, hal ini cukup
untuk membuat perilaku buruk mereka berhenti.
·
Apabila si anak terus
berperilaku buruk dan tidak mematuhi Anda, beri tahu mereka mengenai hukumannya
dan lakukanlah hukuman itu. Pastikan mereka paham hubungan antara perilaku
buruk mereka dan hukuman yang akan mereka terima. Anda perlu tetap bersikap
tenang.
Lakukan hukuman. Jangan pernah membuat ancaman kosong karena Anda
akan kehilangan kepercayaan anak Anda. Sebelum mengancam anak, pikirkanlah
konsekuensi dari ancaman yang Anda sampaikan. Teguhlah pada niatan Anda untuk
menghukum anak Anda agar ia menyadari hubungan antara perilaku buruknya dan
hukuman yang Anda berikan.[2][3] Kalau Anda sekali saja menunjukkan
sikap luang dalam mengancam, anak Anda akan menganggap bahwa aturan yang Anda
buat tidak harus dianggap serius.
· Setelah hukuman
selesai, peluk atau ciumlah anak Anda untuk menunjukkan bahwa Anda sudah tidak
marah dan jelaskanlah mengapa Anda tidak menyukai perilaku buruknya. Minta anak
Anda mengatakan ulang alasan ketidaksukaan Anda terhadap perilaku buruk itu
agar mereka lebih mudah ingat. Setelah itu, jangan ungkit-ungkit kembali
masalah ini.
Berikan tiga kali penugasan” Hai nak bereskan
mainannya”, jika tetap tidak melaksnakan ditanya “kenapa ibu bilang belum
dikerjakan, sambil ibunya memberikan contoh membereskan mainannya, kalau di
rumah dapat membantu merapikan tempat tidur atau memberi makan binatang
peliharaan.
Sumber :